Selasa, 09 September 2008

PELAJARAN DARI SANG PENULIS

PELAJARAN DARI SANG PENULIS

Suatu ketika disiang hari saya merasakan kepenatan oleh segudang pekerjaan. Kebetulan ada sedikit waktu luang, saya mencoba keluar kantor ( di jam makan siang ). Tidak disangka ditempat tujuan saya tadi sedang berlangsung penjualan buku – buku bagus dengan harga diskon. Awalnya saya hanya iseng – iseng saja untuk sekedar cuci mata. Saya melihat dan membaca sedikit buku – buku tersebut. Mulai dari buku pemahaman tentang kehidupan, kisah sejati seseorang yang terkenal,luar angkasa, computer, sampai anak – anak semua ada disana. Sampai saya melihat sebuah buku yang berjudul “ Life Is Beautiful “ dan langsung tertarik untuk membaca sinopsisnya. Buku ini karangan Arvan Pradiansyah. Yang tadinya tidak ada rencana untuk membeli buku, eh sampe ngebet pingin banget sama buku itu.

Akhirnya saya membeli buku tersebut. Ternyata judul buku itu menggambarkan benar isi dan siapa penulisnya. Memang saya tidak kenal dengan penulisnya. Tapi saya bisa pahami, bagaimana sang penulis mengganggap hidupnya yang indah.
Saya mau sedikit berbagi cerita tentang buku ini. Buku ini menceritakan bagaimana hidup itu akan menjadi indah, jika kita memandangnya indah dan ikhlas menjalaninya, walau apapun yang terjadi, yah anggap saja itu adalah bagian dari hidup itu sendiri.

Diawal tulisannya, sang penulisnya memaparkan bahwa Hidup yang indah adalah suatu kenyataan, sesuatu yang real, sesuatu yang bisa kita nikmati setiap hari bahkan setiap saat. Penulis juga mengatakan Jangan menyamakan hidup yang indah dengan memiliki uang yang banyak. Pernah saya memikir apakah sang penulis tidak merasakan kesedihan ataupun kekurangan sama sekali, ternyata belum sampai disini. Banyak sekali point – point penting yang dikemukakan sang penulis dibukunya itu. Selain itu sang penulis juga menggunakan beberapa pemikiran – pemikiran dari para filsuf. Salah satunya adalah dari Cina I Tjing, yaitu “peristiwanya sendiri tidaklah penting. Yang penting adalah bagaimana kita memandang dan memaknai peristiwa tersebut.” Pemikir yang kedua yaitu Charles Kingsley, seorang novelis Inggris, yang mengatakan “Kita sudah belajar terbang diudara seperti burung, dan belajar berenang didasar laut seperti ikan. Sekarang yang harus kita pelajari adalah berjalan didunia sebagai manusia. Ini adalah proses dimana kita belajar mencintai hidup dengan hati tulus. Belajar menjadi lebih manusiawi dari waktu ke waktu.”

Mengapa saya tertarik sekali dengan buku ini, karena buku ini memberikan banyak sekali pelajaran tentang pandangan ataupun paradigma tentang hidup ini. Kata orang hidup itu simpel. Itu salah ! “Hidup itu harus kuat, tangguh dan ikhlas. Caranya kita menjalankan hidup itu yang harus simple” ( dikutip dari salah satu pembicara Golden Way “Mario Teguh” di Metro TV )
Life Is Beautiful. Tapi banyak orang merasa tidak bahagia dalam hidupnya. Menurut Arvan Pradiansyah masalahnya adalah
“Anda tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak anda miliki, dan bukannya pada apa yang Anda miliki sekarang ini.”
“Anda tak bahagia karena selalu membanding – bandingkan diri Anda dengan orang lain.”
( hal ini tepat sekali, karena membanding – bandingkan diri kita dengan orang lain hanya membuat iri saja. Jadi lebih baik syukuri saja apa yang ada pada diri kita saat ini. Buruk atau tidak yang menciptakan kita ini kan Tuhan yang Maha Esa. Dan bagiNya tidak ada yang buruk, semuanya baik )
“Anda tidak bahagia karena anda egois dengan sekitar anda. Jangan biarkan situasi, lingkungan dan orang – orang disekitar Anda membuat Anda tidak bahagia. Kalau Anda tidak dapat merubah mereka, yang perlu Anda ubah adalah diri Anda sendiri, hati dan paradigma Anda”

Ada satu bab yang ber judulkan Kesadaran Setiap Saat. Dimana Bab ini sang penulis menerangkan bahwa “Kunci hidup yang berkualitas adalah ada pada kesadaran.” Kesadaran inipun terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Kesadaran Makro, yaitu menyadari mengenai siapa diri kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan pergi.
2. Kesadaran Mikro, yaitu kesadaran dalam keseharian kita. Yaitu banyaknya permasalah yang timbul karena kurangnya kesadaran kita pada saat kita melakukan sesuatu.

Ada satu alinea seperti ini “Kunci hubungan baik dengan orang lain adalah pada kemampuan mendengarkan.” Saya rasa hal ini sangat tepat. Alasannya adalah kita tidak menjadi Egois, karena kita harus saling berbagi cerita dengan orang lain.

Sang Penulis Arvan Pradiansyah mengungkapkan Tiga Kunci Hidup yang Bahagia.
Tiga Kunci itu adalah :
1. Rela Memaafkan.
Menurut seorang Dokter Gerald Jamponsky menemukan bahwa sebagian besar permasalahan yang timbul dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain.
2. Bersyukur.
Artinya sudah sepatutnya kita harus senantiasa mengucap syukur dalam segala hal terjadi didalam kehidupan kita yang baik atau buruk. Apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya apa yang kelihatannya buruk belum tentu buruk.
3. Tidak Membesar – besarkan Hal – Hal Kecil.
Kita sering merasa memusingkan hal – hal kecil yang mungkin dalam seminggu atau sebulan kemudian kita sudah melupakan hal tersebut. Karena kenyataannya hal – hal yang kita pusingkan dalam hidup adalah masalah – masalah kecil.

Ada Tujuh bagaimana Memandang Hidup yang indah itu. Mereka adalah :
1. Memberi tanpa pernah meminta. Apapun yang Anda berikan pada orang lain tak akan pernah hilang. Ia akan selalu kembali pada Anda dalam bentuk yang berbeda.
2. Merevisi pandangan kita mengenai bersyukur.
3. Merevisi pandangan kita mengenai kepasrahan.
4. Memaafkan orang lain.
5. Bersabar. Kesabaran adalah kemampuan untuk menyatukan badan dan pikiran kita di satu tempat.
6. Kejujuran.
7. Keberanian. Anda harus memiliki keberanian untuk mengatakan apa yang benar.

Tidak ada komentar: