Minggu, 19 Oktober 2008

GADIS – GADIS SALON

Dengan perkembangan dunia yang sangat pesat, mulai dari tuntutan hidup, gaya hidup serta harga diri yang tinggi, sehingga menuntut manusia itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tinggi. Kebutuhan itu mungkin Primer, Sekunder atau Tertier.
Kali ini saya mungkin akan sedikit mengutarakan kebutuhan tersier yang mungkin banyak dilakoni oleh para gadis ( tidak terkecuali juga buat para remaja lelaki ). Tapi disini saya akan membahas mengenai gadis – gadis salon yang memenuhi kebutuhan tersier mereka itu dengan motif yang sama. Memang saya tidak tahu dan tidak kenal dengan para gadis tersebut, tetapi saya bisa pastikan para gadis tersebut berusaha untuk tampil “ siapa nih yang paling ok?”, dengan embel – embel “gue udah dandan disalon nih, pasti banyak deh cowo – cowo yang ngelirik gue”
Satu kalimat deh buat para gadis – gadis salon ini “KASIAN DEH LOH!”
Saya juga termasuk orang yang sering berkunjung ke salon, tapi mungkin persepsi saya tuh beda. Tujuan saya kesalon adalah untuk merileks kan badan dan pikiran setelah satu harian penat bekerja. Tidak dipungkiri, saya juga ingin tampil cantik, sehingga saya rutin ke salon, tetapi saya lebih menjadikan kecantikan dan kebersihan itu untuk saya nikmati sendiri. Kalau seandainya orang suka, yah itu akan lebih baik. Tapi seandainya pun tidak saya juga tidak akan marah.
Emang sih bukan urusan saya untuk mencampuri urusan para gadis salon tersebut, Cuma saya hanya kasian saja melihat mereka. Emang juga bukan urusan saya dari mana mereka mendapatkan uang untuk rutin pergi kesalon ( sekedar creambath, dan mani pedi ataupun luluran ). Disisi lain saya sangat senang melihat wanita yang selalu bersih dengan merawat tubuhnya yang mana dalam agama Kristen “tubuh itu adalah bait Allah”, sehingga harus dirawat dan dijaga.
Hal tersebut diatas bukan saya buat – buat. Tapi mungkin inilah kejadian yang sering terjadi disalon. Saya sering tertawa didalam hati melihat tingkah laku para gadis ini. Sungguh mengherankan melihat mereka itu. Mungkin kedengarannya saya terlalu “gimana gitu”, tapi yah memang begitulah adanya.

Tidak ada komentar: